Rifqi Muhamad Aziz
On Sabtu, 21 April 2012
Dalam
menggunakan tumbuhan obat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
sehingga hasil pengobatan yang maksima. Bacalah dengan seksama semua
petunjuk seputar tumbuhan obat di bawah ini.
A. NAMA
Beberapa hal yang perlu dijelaskan tentang nama tumbuhan obat yang dipakai dalam buku ini.
- Nama pada judul ; menggunakan nama yang paling umum digunakan pada kepustakaan yang ada.
- Nama ilmiah ; menggunakan nama yang paling umum dipakai.
B. WAKTU PENGUMPULAN
Guna
mendapatkan bahan yang terbaik dari tumbuhan obat, perlu diperhatikan
saat-saat pengumpulan atau pemetikan bahan berkhasiat.
Berikut ini pedoman waktu pengumpulan bahan obat secara umum.
- Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi masak.
- Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar.
- Buah dipetik dalam keadaan masak.
- Biji dikumpulkan dari buah yan g masak sempurna.
- Akar, rimpang (rhizome), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus) dikumpulkan sewaktu proses tumbuhan berhenti.
C. PENCUCIAN DAN PENGERINGAN
Bahan
obat yang sudah dikumpulkan segera dicuci bersih, sebaiknya dengan air
yang mengalir. Setelah bersih, dapat segera dimanfaatkan bila diperlukan
pemakaian yang bahan segar. Namun, bisa pula dikeringkan untuk disimpan
dan digunakan bila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Pengeringan
bertujuan untuk mengurangi kadar air dan mengcegah pembusukan oleh
cendawan atau bakteri. Dengan demikian, bahan dapat disimpan lebih lama
dalam stoples atau wadah yang tertutup rapat. Bahan kering juga mudah
dihaluskan bila ingin dibuat serbuk.
Berikut ini cara mengeringkan bahan obat :
- Bahan berukuran besar dan banyak mengandung air dapat dipotong-potong seperlunya terlebih dahulu.
- Pengeringan bisa langsung dibawah sinar matahari, atau memakai pelindung seperti kawat halus jika menghendaki pengeringan yang tidak terlalu cepat.
- Pengeringan bisa juga dilakukan dengan mengangin-anginkan bahan ditempat yang teduh atau di dalam ruang pengering yang aliran udaranya baik.
D. SIFAT DAN CITA RASA
Didalam Traditional Chinese Pharmacology
dikenal 4 macam sifat dan 5 macam cira rasa tumbuhan obat, yang
merupakan bagian dari cara pengobatan tradisional timur. Adapun keempat
macam sifat tumbuhan obat itu ialah dingin, panas, hangat, dan sejuk.
Tumbuhan obat yang sifatnya panas dan hangat dipakai untuk pengobatan
sindroma dingin, seperti pasien yang takut dingin, tangan dan kaki
dingin, lidah pucat atau nadi lambat. Tumbuhan obat yang bersifat dingin
dan sejuk digunakan untuk pengobatan sindroma panas, seperti demam,
rasa haus, warna kencing kuning tua, lidah merah atau denyut nadi cepat.
Lima macam cita rasa dari tumbuhan obat ialah pedas, manis, asam, pahit, dan asin. Cita rasa ini digunakan untuk tujuan tertentu karena selain berhubungan dengan organ tubuh, juga mempunyai khasiat dan kegunaan tersendiri. Misalnya rasa pedas mempunyai sifat menyebar dan merangsang. Rasa manis berkhasiat tonik dan menyejukan. Rasa asam berkhasiat mengawetkan dan pengelat. Rasa pahit dapat mengilangkan panas dan lembab. Sementara rasa asin melunakkan dan sebagai pencahar. Kadang-kadang ada juga yang menambahkan cita rasa yang keenam, yaitu netral atau tawar yang berkhasiat sebagai peluruh kencing.
E. CARA MEREBUS RAMUAN OBAT
Perebusan
umumnya dilakukan dalam pot tanah, pot keramik, atau panic email,. Pot
keramik dapat dibeli di took obat tradisional Tionghoa. Panic dari besi,
alumunium atau kuningan sebaiknya tidak digunakan untuk merebus. Hal
ini diingatkan karena bahan tersebut dapat menimbulkan endapan,
konsentrasi larutan obat yang rendah, terbentuknya racun atau
menimbulkan efek samping akibat terjadinya reaksi kimia dengan bahan
obat.
Gunakan
air yang bersih untuk merebus. Sebaiknya digunakan air tawar, kecuali
ditentukan lain. Cara merebus bahan sebagai berikut. Bahan dimasukkan ke
dalam pot tanah. Masukkan air sampai bahan terendam seluruhnya dan
permukaan air sekitar 30 mm diatasnya. Perebusan dimulai bila air telah
meresap kedalam bahan ramuan obat.
Lakukan
perebusan dengan api sesuai petunjuk pembuatan. Apabila nyala api tidak
ditentukan, biasanya perebusan dilakukan dengan api besar sampai airnya
mendidih. Selanjutnya api dikecilkan untuk mencegah air rebusan meluap
atau terlalu cepat kering. Meski demikian, adakalanya api besar dan api
kecil digunakan sendiri-sendiri sewaktu merebus baha obat. Sebagai
contoh, obat yang berkhasiat tonik umumnya direbus dengan api kecil
sehingga zat berkhasiatnya dapat secara lengkap dikeluarkan dalam air
rebusan. Demikian pula tumbuhan obat yang mengandung racun perlu direbus
dengan api yang kecil dalam waktu yang agak lama, sekitar 3-5 jam untuk
mengurangi kadar racunnya. Nyala api yang besar digunakan untuk ramuan
obat yang dimaksudkan agar pendidihan menjadi cepat dan penguapan
berlebih dari zat yang merupakan komponen aktif tumbuhan dapat dicegah.
F. WAKTU MINUM OBAT
Bila
tidak terdapat petunjuk pemakaian, biasanya obat diminum sebelum makan
kecuali obat tersebut merangsang lambung maka diminum setelah makan.
Obat berkhasiat tonik diminum sewaktu perut kosong, dan obat berkhasiat
sedative diminum sewaktu ingin tidur. Pada penyakit kronis diminum
sesuai jadwal secara teratur. Rebusan obat bisa diminum sesering mungkin
sesuai kebutuhan atau diminum sebagai pengganti teh.
G. CARA MINUM OBAT
Obat
biasanya diminum satu dosis sehari yang dibagi untuk 2-3 kali minum.
Umumnya diminum selagi hangat, terutama untuk pengobatan sindroma luar.
Setelah minum obat, pakailah baju tebal atau tidur berselimut supaya
tubuh tetap hangat dan mudah mengeluarkan keringat.
Untuk
pengobatan sindroma panas, obat diminum dalam keadaan dingin.
Sebaliknya untuk pengobatan sindroma dingin obat diminum dalam keadaan
hangat. Obat yang sedikit toksik, diminum sedikit demi sedikit tetapi
sering. Tambahkan dosisnya secara bertahap sehingga efek pengobatan
tercapai.
I. LAMA PENGOBATAN
Tumbuhan
obat yang masih berupa simplisia, hasil pengobatannya tampak lambat,
namun sifatnya konstruktif atau membangun. Hal ini berbeda dengan obat
kimiawi yang hasil pengobatannya terlihat cepat namun destruktif. Oleh
karena itu, obat yang berasal dari tumbuhan tidak dianjurkan
penggunaannya untuk penyakit-penyakit infeksi akut. Tumbuhan obat lebih
diutamakan untuk memelihara kesehatan dan pengobatan penyakit kronis
yang tidak dapat disembuhkan dengan obat kimiawi, atau memerlukan
kombinasi antara obat kimiawi dengan obat dari tumbuhan berkhasiat.
Egengdeui Blog. Diberdayakan oleh Blogger.